Di kios kecil itu, Ara bercerita tentang sebuah kejadian pada imlek tahun lalu, ketika 300 orang berebutan untuk mengikuti tur jalan kaki di Pecinan Glodok dan hanya forty five orang yang terpilih. Dia mengatakan bahwa Pecinan Glodok merupakan rute paling popular yang dimiliki JGG.
It's really a living time capsule where you can continue to capture a whiff on the Dutch colonial era during the air. In Jakarta, wherever tourist attractions are few, Kota Tua is a necessity-check out.
Purchasing at Pasar Glodok Chinatown Jakarta If some products do have manufacturer names on them, be skeptical about whether they are real. If at all possible, Test the cost of solutions on the internet prior to buying merchandise in the market place.
As in some other classic market place, the busiest time while in the soaked current market is from 5 AM to eleven AM. Most vendors open up in these times are greengrocers, butchers, and spices stalls.
Meski kebanyakan kuliner di sini non halal, namun bagi kita yang muslim tetap bisa menikmati wisata kuliner di Petak Sembilan. Sebab, sebagian pedagang kini mulai banyak yang menawarkan itu.
Umumnya, orang non-Sunda sering merubah huruf terakhir G menjadi K sehingga lebih sering terdengar dengan sebutan Glodok.
The Santa Maria de Fatima church is a little an oddity amid the landscape of Glodok. Was it not to the white cross on top of the pink tile roof, a single might have mistaken the Catholic church for just a Chinese temple.
Best time to visit: Go each morning, begin to see the sights and have lunch, or begin during the afternoon and conclude using an early supper.
Di sisi lain, Petak Sembilan seperti kawasan Glodok lainnya, juga menyimpan sejarah dan cerita dari masa lalu yang tidak boleh terlupakan.
As well as Jakarta’s heritage, the spot also showcases antique household furniture on the 2nd ground, such as the the massive Schepenkast bookcase created in 1748.
“Koko ini satu-satunya ahli pembuat tulisan kaligrafi China yang tersisa karena tidak ada lagi yang meneruskan,” ujar Ara, memperkenalkan bapak-bapak tua yang menjaga toko click here itu seorang diri.
The coffee is prepared in incredibly hot sand, the place the grounds and drinking water are positioned in a broad-bottomed pot and Carefully stirred while nestled in the hot sand. This brewing approach originates in Turkey, and Djauw’s sturdy coffee reminds some Turkish espresso.
Laksa Lao Hoe ini bagi Ci Linda adalah upaya berdaya di masa tua, tidak mau menyerah dengan umur dan pikiran yang pikun, bersama suaminya yang berusia 73 tahun Ci Linda mengelola warung ini. Adik dan Kakak Linda pun turut mengelola warung ini, semua sudah lanjut usia.
Warung ini ramai setiap hari, Lao Hoe hanya tutup pada hari kamis. Alasannya untuk istirahat, tenaga-tenaga sepuh yang mengelola warung Laksa ini membutuhkan waktu istirahat setiap minggunya.